Kendi Bocor

Alkisah di perbukitan sebuah negeri tinggallah seorang nenek tua di sebuah gubuk kecil. Tiada sesiapa pun yang menemaninya. Namun demikian, dia tetap menjalani hari-harinya dengan semangat.

Setiap pagi dia turun bukit menyandang dua buah kendi dengan sebilah bambu yang diletakkan di bahunya. Setibanya di bawah bukit diisinya kedua buah kendi dengan air. Setelah penuh kedua kendi dengan air, dia segera kembali ke gubuknya dengan menyandang dua buah kendi tersebut. Sebenarnya ketika sampai di gubuk hanya akan tersisa satu kendi yang penuh berisi air, karena satu kendi lagi bocor. Namun demikian, setiap paginya nenek tua ini tetap membawa kedua kendi ke bawah bukit.

Acapkali kendi yang sempurna bentuknya merendahkan si kendi bocor.

"Kamu menjadi kendi yang sangat tidak berguna. Hanya membebani nenek sepanjang jalan. Tapi, sampai di rumah kamu tidak membawa apa-apa."

Kendi bocor menjadi sangat sedih apabila mendengar perkataan kendi yang sempurna bentuknya. Dia juga sebenarnya iri dengan kendi yang sempurna bentuknya karena dengan kesempurnaannya dia dapat membantu nenek tua.

Suatu pagi dalam perjalanan pulang menuju gubuk, kendi bocor mengutarakan isi hatinya kepada nenek tua.

"Nenek, bolehkah aku bertanya?"

"Apa yang hendak kau tanyakan, Kendi?"

"Nenek, kenapa engkau terus membawaku dan mengisiku penuh dengan air ke bawah bukit? Sementara engkau tahu bahwa aku bocor dan selalu tak ada air yang tersisa padaku ketika sampai di gubuk."

Nenek tua tersenyum dan kemudian berkata,

"Kendiku sayang, lihatlah di kiri dan kananmu. Ada begitu banyak bunga indah berwarna-warni dan bermekaran. Ini juga karena jasamu. Sesekali ketika kembali ke atas bukit aku menyandangmu di sebelah kiri dan sesekali di sebelah kanan. Agar air yang keluar dari bagian bocormu dapat menyiram bibit bunga yang telah kutanam."

"Tidakkah kau lihat jalanan kita yang dulu hanya dihias semak belukar sekarang telah menjadi bukit bunga yang indah," lanjut nenek tua.

Kendi bocor begitu bahagia ternyata kekurangan dirinya tak membuat dia kurang manfaatnya. Kendi yang sempurna bentuknya pun akhirnya menyadari bahwa pandangannya selama ini terhadap kendi bocor ternyata salah. Dia meminta maaf kepada kendi bocor.

"Kendi bocor" dan "kendi sempurna" banyak terlihat di keseharian kita. Namun, kendi yang satu selayaknya menjadi pelengkap kendi lainnya. Kelebihan tak harus menjadikan kita jemawa, kekurangan tak harus membuat kita terus tertunduk malu. Kelebihan dan kekurangan manusia satu menjadi penyempurna bagi manusia lainnya. Ibarat pohon, manusia berasal dari satu akar yang sama, semua adalah anak cucu Adam AS. Dari akar yang satu kemudian akan ada yang menjadi batang, dahan, ranting, daun, bunga dan buah. Walaupun berbeda-beda bentuk dan fungsi namun pada akhirnya semua bermanfaat untuk pohon.

Siapa pun kita, "kendi bocor" ataupun "kendi sempurna" telah diciptakan dengan semua kelebihan yang pasti dan pasti dapat menghasilkan manfaat untuk sesama.
------------------------------------------------
Gambar pada post ini saya ambil dari sini