Mengumpulkan yang Terserak

Ketika berada di depan komputer kadang saya tersenyum sendiri mengingat masa ketika awal-awal saya mengenal komputer di masa-masa SMA. Sekitar pertengahan tahun 1999, setamatnya SMP di Kampung (Dusun) saya melanjutkan SMA di kota. Saya mengenal komputer melalui mata pelajaran komputer. Sejujurnya komputer bagi saya hal yang sangat baru kala itu. Walau zaman itu sudah ada teknologi komputer yang lebih maju tapi kami tetap diajarkan pendidikan dasar mulai dari DOS dan juga Lotus.Bermula dari sana saya mulai memiliki minat yang sangat besar mempelajari komputer. Tak puas belajar di sekolah, saya pun kerap mengumpulkan uang jajan untuk sekedar rental komputer mulai dari belajar Microsoft Word yang sangat saya gandrungi waktu itu. Ketika sudah...

Mata dan Telinga Tak Selalu Jujur

Dua orang malaikat berkunjung ke rumah sebuah keluarga kaya.  Keluarga  itu sangat kasar dan tidak mengijinkan kedua malaikat itu bermalam di ruang tamu yang ada di rumahnya. Malaikat tersebut ditempatkan pada sebuah kamar berukuran kecil yang ada  di basement. Ketika malaikat itu hendak tidur, malaikat yg lebih tua  melihat bahwa dinding basement itu retak. Kemudian malaikat itu memperbaikinya sehingga retak pada dinding  basement itu lenyap. Ketika malaikat yang lebih muda bertanya  mengapa ia melakukan hal itu,  malaikat yang lebih tua menjawab, "Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya." Malam berikutnya, kedua malaikat itu beristirahat di rumah seorang  petani dan istrinya yang miskin...

Mama, Peluk Aku

Kalau mau jujur sepertinya semua orang sepakat bahwa ibu, mama, emak atau apa pun sebutannya adalah orang yang sangat-sangat tak terbalaskan jasanya. Tapi, sayangnya saya sendiri pun kerap melalaikan kehadirannya saat ini walaupun kami terpisahkan 800-an kilometer. Tadi malam menjelang tidur saya sempatkan mantau twitter. Jamil Azzaini, guru kehidupan bagi saya walau belum pernah jumpa sama sekali :) nge-tweet dengan hastag #HormatiIbu. Membacanya satu demi satu membuat hati saya teriris-iris. Ya Allah... Ingin rasanya kutempuh jarak 800-an kilometer hanya untuk memeluknya. Berikut tweet-nya semoga bermanfaat : #01 Dulu kau bawa aku 9 bulan kemanapun kau pergi, sekarang kau minta uang 9 juta aku mengeluh. #02 Dulu kau selalu menemaniku...

Titik Hitam

Apa yang Anda lihat pada post ini (gambar di samping)?Beberapa tahun silam saya juga mendapat pertanyaan yang kurang lebih sama. Tanpa pikir panjang, saya menjawab bahwa saya melihat sebuah titik hitam.Tidak ada yang salah dengan jawaban saya dan Anda, yang mungkin mempunyai pandangan yang sama dengan saya.Tapi, coba diperhatikan cara saya memandang apa yang ditampilkan di depan mata saya. Bukankah masih ada begitu luas area putih di sekitar titik hitam. Kenapa mata saya, hati saya malah fokus ke titik hitam meskipun titik hitam itu tak seberapa persen dari area putih yang ada.Cara pandang seperti ini yang perlu ditata lagi. Kadang, kita terlalu fokus pada satu dua aib orang dan melupakan bahwa mereka memiliki begitu banyak kebaikan lain....

Surat dari Somalia

Beberapa waktu yang lalu saya membaca tulisan seorang sahabat saya di forum, menceritakan bahwa seorang sahabatnya di Somalia curhat kepadanya, “Hari ini kami tidak makan, sama seperti hari kemarin dan tampaknya kan berlanjut di esok hari. Saudara-saudara ku di Indonesia mungkin hari ini dapat menikmati daging kurban. Namun, kami untuk segelas air putih pun kami tak punya. Kelaparan dan kematian begitu dekat dengan kami… Namun tak sedikit pun yang peduli terhadap kami…. ANDA semua begitu kenyang dengan makanan, tak ada sedikit pun ada rasa kelaparan…. Banding kan dengan kami…. Anak-anak kami begitu menderita… Bagaimana bisa menempuh pendidikan. Sedangkan, untuk makan saja tidak ada. Maka pesan kami dari somalia…. BERSYUKUR laaah…. Karena...