Mengumpulkan yang Terserak

Ketika berada di depan komputer kadang saya tersenyum sendiri mengingat masa ketika awal-awal saya mengenal komputer di masa-masa SMA. Sekitar pertengahan tahun 1999, setamatnya SMP di Kampung (Dusun) saya melanjutkan SMA di kota. Saya mengenal komputer melalui mata pelajaran komputer. Sejujurnya komputer bagi saya hal yang sangat baru kala itu. Walau zaman itu sudah ada teknologi komputer yang lebih maju tapi kami tetap diajarkan pendidikan dasar mulai dari DOS dan juga Lotus.

Bermula dari sana saya mulai memiliki minat yang sangat besar mempelajari komputer. Tak puas belajar di sekolah, saya pun kerap mengumpulkan uang jajan untuk sekedar rental komputer mulai dari belajar Microsoft Word yang sangat saya gandrungi waktu itu. Ketika sudah di depan komputer saya kadang bingung apa yang bisa saya lakukan dengan Microsoft Word. Putar otak, akhirnya coba-coba cari ilmu gratis di Toko Buku Gramedia. Gak pakai beli, tinggal cari aja buku sampel yang kebuka :) Buka satu dua materi kemudian rekam pake otak. Pulang ke kontrakan atau langsung ke rental dan praktekkan. Menyenangkan sekali ketika bisa mempraktekan oleh-oleh dari Gramedia dengan sukses.

Tapi, ada satu kejadian dimana sifat nakal saya keluar. Satu kali saya pergi ke rental komputer, seperti biasa pengen mengasah kemampuan, biasanya komputer di rental sudah dalam posisi ON. Saya langsung menuju komputer kosong setelah sebelumnya melapor ke empunya rental. Tak selang berapa lama setelah saya gunakan, komputernya hang. Tidak ada pergerakan mouse maupun keyboard, dan saat itu saya sama sekali tidak mengerti apa yang mesti dilakukan, saat itu belum kenal CTRL+ALT+DEL dan sejenisnya. Ilmunya baru sebatas Microsoft Office saja. Panik campur takut. Setelah itu, tahu apa yang saya lakukan? Saya pura-pura permisi ke WC buat pipis. Setibanya diluar dan aman dari pantauan langsung kabur seribu langkah pulang ke rumah. Hahaha...

Ya, itulah sedikit cerita bagaimana ketika saya berminat akan satu hal. Saya akan mencoba tekuni dan dalami dengan seribu satu cara. Bahkan tanpa duit pun kita bisa dapat ilmu. Dan buah dari kesungguhan yang saya lakukan selama ini, alhamdulillah saya dipercaya membantu memberikan dukungan teknis komputer di kantor saya.

Sebenarnya, sekarang pun saya bukan orang yang jago betul di bidang komputer hanya saja mungkin saya lebih mempunyai minat dan kemauan. Kejadian tadi pagi misalnya, pagi-pagi betul sudah dipanggil Pak Boss. Ternyata laptop pribadi beliau bermasalah battery-nya. Muncul notifikasi "Consider replacing your battery". Duh, saya juga bingung ini maksudnya apaan. Pak Boss bilang, tolong dibawa dulu kalau mau diganti battery-nya ntar bilang aja. Oke sip, langsung meluncur ke ruangan dan buka browser. Dan langsung ketik consider replacing your battery, ENTER. Breeet... muncul ribuan solusi. Gak perlu repot-repot, tinggal pilih yang atas-atas aja dan baca sedikit review pendeknya sebelum klik. Eureka, dapet solusi dan langsung jalankan. Sebelum tengah hari laptop sudah kembali ke tangan Pak Boss dengan selamat.

Itulah salah satu dari begitu banyak kejadian yang sering saya alami. Saya bukan orang pintar seperti Anda, hanya saja saya memelihara minat dan kemauan saya. Saya tetap memakai ilmu lama saya untuk mencari solusi gratis atas ketidakmampuan saya. Tapi, disini mungkin lebih canggih sedikit. Kalau dulu mesti ke Gramedia sekarang bisa langsung di depan komputer langsung, dengan menggunakan fasilitas internet. Ya, sebenarnya ada begitu banyak ilmu yang terserak di internet tinggal kemauan kita untuk memilah dan mengumpulkan yang terserak tersebut sehingga bermanfaat bagi kita dan orang banyak. Percayalah, kita semua bisa asal ada minat dan kemauan.

------------------------------------------------
Gambar pada post ini saya ambil dari sini

Mata dan Telinga Tak Selalu Jujur

Dua orang malaikat berkunjung ke rumah sebuah keluarga kaya.  Keluarga  itu sangat kasar dan tidak mengijinkan kedua malaikat itu bermalam di ruang tamu yang ada di rumahnya. Malaikat tersebut ditempatkan pada sebuah kamar berukuran kecil yang ada  di basement. Ketika malaikat itu hendak tidur, malaikat yg lebih tua  melihat bahwa dinding basement itu retak. Kemudian malaikat itu memperbaikinya sehingga retak pada dinding  basement itu lenyap. Ketika malaikat yang lebih muda bertanya  mengapa ia melakukan hal itu,  malaikat yang lebih tua menjawab, "Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya."

Malam berikutnya, kedua malaikat itu beristirahat di rumah seorang  petani dan istrinya yang miskin tetapi sangat ramah. Setelah membagi sedikit makanan yang ia  punyai, petani itu mempersilahkan kedua malaikat untuk tidur di atas tempat tidurnya. Ketika matahari terbit keesokan harinya, malaikat menemukan bahwa petani  itu dan istrinya sedang menangis sedih karena sapi mereka yang merupakan sumber pendapatan satu-satunya bagi mereka terbaring mati.

Malaikat yang lebih muda merasa geram.  Ia bertanya kepada malaikat yang  lebih tua, "Mengapa kau membiarkan hal ini terjadi? Keluarga yang pertama memiliki segalanya, tapi engkau menolong menambalkan dindingnya yang retak. Keluarga ini hanya  memiliki sedikit tetapi walaupun demikian mereka bersedia membaginya dengan kita. Mengapa engkau membiarkan sapinya mati?"

Malaikat yang lebih tua menjawab, "Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya. Ketika kita bermalam di basement, aku melihat ada emas tersimpan di  lubang dalam dinding itu. Karena pemilik rumah sangat tamak dan tidak bersedia membagi hartanya, aku menutup dinding itu  agar ia tidak menemukan emas itu."

"Tadi malam ketika kita tidur di ranjang petani ini, malaikat maut datang untuk mengambil nyawa istrinya. Aku memberikan sapinya agar malaikat  maut tidak jadi mengambil istrinya. Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya."

Cerita di atas hanya sebuah tamsil yang saya dapat dari blog sebelah. Bukan sebuah kisah nyata namun sarat makna. Semakin dewasa kita mestinya semakin bijak dalam menilai hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Jangan mudah menuduh orang  lain dengan sesuatu yang belum kita fahami duduk persoalannya. Seringkali hal sebenarnya tak selalu seperti yang terlihat oleh kedua mata atau terdengar oleh kedua telinga.

Datangi dan tanyakan kepada yang bersangkutan langsung jika kita penasaran dengan sesuatu yang membuat hati kita tidak enak. Benarkah yang terjadi itu seperti yang kita lihat atau pun kita dengar. Jangan karena hal sepele persahabatan dan kasih sayang yang terjalin dengan teman, tetangga atau siapa pun berantakan hanya karena hal-hal sepele yang kita kira benar namun ternyata tidak seperti yang kita kira itu. Seribu kawan itu sedikit, satu lawan itu banyak.

Coba lihat foto pada post ini. Jembatan yang berada di Norwegia ini sudah banyak membuat pengguna jalan takut, dan memaksa mereka untuk berhenti dan berjalan kaki untuk memastikan jembatan itu bisa dilalui. Ternyata setelah dilihat dengan betul jembatan bisa dilalui tak seperti yang dikira di awal. So, berhati-hatilah, jangan mudah tertipu dengan apa yang dilihat dengan mata dan didengar oleh telinga.